NPM : 15112197
Kelas : 1KA20
Manusia dan Penderitaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta
dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa
penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk
realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat,
ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang
lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit
kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai
kenikmatan dan kebahagiaan.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme.
Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum
menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan.
Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah
mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum
menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya,
termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini
menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia
menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan
ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf,
menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari
cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak
kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya,
bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia
menemukan dirinya sebag
ai seorang filsuf eksistensial yang besar
Pengertian Siksaan
Siksaan
atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada
penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala
tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun
psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan
tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi,
atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik
dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu
cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang
sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan
pindah agama atau cuci otak politik.
Berbicara
tentang siksaan, maka terbayang oleh kita tentang neraka, dosa dan
akhirnya firman Allah SWT. dalam kitab suci Al-Qur'an. Seperti kita
maklumi di dalam kita suci Al-Qur'an terdapat banyak sekali surat dan
ayat yang membahas tentang ini. Dalam Al-Qur'an ini surat-surat lain
banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang-orang musyrik,
syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim,
dan sebagainya.
Berbicara
tentang siksaan terbayang di benak kita sesuatu yang sangat mengerikan
bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit,
siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya. Siksaan
manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah
mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan
baik langsung ataupun tidak langsung.
Siksaan bersifat psikis
Siksaan yang sifatnya Psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat
menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat
apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak. Akibat dari
kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga
ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah
berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu
berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat
mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian
dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya,
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh
dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa
atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang
sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu
wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
Tiga Siksaan Bersifat Psikis
- Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.
- Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia
- Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia.
- Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental.
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara
lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi
sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala Seseorang yang Mengalami Kekalutan Mental
- Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
- Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bais jasmana maupun rokhani
- Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
- Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalam gangguan
Sebab-sebab timbulnya Kekalutan Mental
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
- Terjadinya konflik sosial budaya
- Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses-proses Kekalutan Mental
Proses
kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan
negative. Posotf; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai
usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut,
ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam
hidupnya. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang
bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak
tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi antara lain :
- Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi Hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya
- Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
- Fiksasi adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
- Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain
- Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
- Narsisme adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain
- Autisme ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
DAFTAR PUSTAKA
http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-penderitaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar