Senin, 29 Desember 2014

Kutipan, Daftar Pustaka, Catatan Kaki

A. KUTIPAN
1) Pengertian Kutipan
Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
2) Prinsip-prinsip dalam mengutip
Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.
b.dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita. Caranya :
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).
3) Jenis-jenis Kutipan
Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan langsung dan Kutipan Tidak langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan jenis-jenis kutipan tersebut.
a.Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan ynag kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.
b. Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
d. Kutipan pada catatan kaki
e. Kutipan atas ucapan lisan
f. Kutipan dalam kutipan
g. Kutipan langsung pada materi
4) Teknik Mengutip
Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut.
1. Kutipan langsung

a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :
*  kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan dua spasi
* kutipan diapit dengan tanda kutip
* sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
* kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
* jarak antar kutipan satu spasi
* kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
* kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
* di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)
2. Kutipan tidak langsung
* kutipan diintegrasikan dengan teks
*  jarak antar baris kutipan spasi rangkap
*  kutipan tidak diapit tanda kutip
*  sesudah selesai diberi sumber kutipan
3. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4. Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
5. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.
B. DAFTAR PUSTAKA
1) Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
2) Unsur-unsur Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya: nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.
Yang sering membingungkan kita dalam menulis daftar pustaka diantaranya adalah cara menuliskan nama pengarang. Pada daftar pustaka, nama pengarang kita tuliskan terbalik yaitu nama belakang terlebih dahulu di ikuti tanda koma(,) baru nama depannya. Berikut ini tata cara membalikan nama pengarang dalam daftar pustaka:
  • Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama keluarga.Misalnya: Dewi Rieka…………..> ditulis sebagai:  Rieka, Dewi.
  • Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan pembalikan.Misalnya: Triani Retno A  ………………>  ditulis sebagai:  Retno A, Triani  dan bukan A, Triani Retno
  • Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.Misalnya: Rahman Sutan Radjo  ………………..>  ditulis sebagai: Rajo, Rahman Sutan
  • Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah kata bin atau binti tersebut.Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam  ……………..> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti
  • Nama pengarang memiliki nama majemukMisalnya: Hillary Rodham-Clinton ………………………> ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary  dan bukan Clinton, Hillary Rodham.
  • Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu   ………..> ditulis sebagai: Wong, Kam FuKecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh  ………….>  ditulis sebagai: Yeoh, Michelle
  • Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan, kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan tersebut. Misalnya:  Leonardi Di Caprio …………………> ditulis sebagai:  Di Caprio, LeonardoAkan tetapi, nama-nama Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana …………>  ditulis sebagai:  Montana, Lorenzo d’
3) Jenis-jenis Daftar Pustaka
#Kelompok Textbook
a. Penulis perorangan
b. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
c. Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
d. Buku terjemahan
# Kelompok Jurnal
a. Artikel yang disusun oleh penulis
b. Artikel yang disusun oleh lembaga
c. Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi /
simposium
# Kelompok disertasi / tesis
# Kelompok makalah / informasi dari Internet
4) Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
  • Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
  • Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
    -Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
    -Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
    -Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
    -Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
    -Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
  • Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
    – Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
    • Nama Pengarang• Tanggal revisi terakhhir• Judul Makalah• Media yang memuat• URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file• Tanggal akses.  – Menurut Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut: Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online
    Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring
Artikel umum dari internet dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) Judul artikel harus ditulis miring.
Artikel umum dari internet tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring.
C. CONTOH KUTIPAN DAN DAFTAR PUSTAKA
1) Buku

a) Buku tanpa Bab
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . which offered a theoretical backdrop for a number of innovative behavior modification approaches
(Skinner, 1969).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Skinner, B.F. (1969). Contingencies of reinforcement. New York: Appleton-Century- Crofts.
Bremner, G., & Fogel, A. (Eds.). (2001). Blackwell handbook of infant development. Malden, MA: Blackwell.

b) Buku dengan Bab
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . The elucidation of the potency of infant-mother relationships, showing how later adaptations echo the
quality of early interpersonal experiences (Harlow, 1958, chap. 8).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Harlow, H. F. (1958). Biological and biochemical basis of behavior. In D. C. Spencer (Ed.), Symposium on
interdisciplinary research (pp. 239-252). Madison: University of Wisconsin Press.

c) Buku tanpa penulis
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . the number of recent graduates from art schools in France has shown that this is a trend worldwide (Art
Students International, 1988).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Art students international. (1988). Princeton, NJ: Educational Publications International.

d) Buku dengan edisi / versi
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Strunk, W., Jr., & White, E. B. (1979). The elements of style (3rd ed.). New York: Macmillan.
Cohen, J. (1977). Manual labor and dream analysis (Rev. ed.). New York: Paradise Press.
American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (4th Ed.).
Washington, DC: Author.
e) Buku terjemahan
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Luria, A. R. (1969). The mind of a mnemonist (L. Solotaroff, Trans.). New York: Avon Books. (Original work
published 1965)
f) Buku dengan beberapa volume
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . The cognitive development of the characters in Karlin’s class illustrates the validity of this new method of
testing (Wilson & Fraser, 1988-1990).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Wilson, J. G., & Fraser, F. (Eds.). (1988-1990). Handbook of wizards (Vols. 1-4). New York: Plenum Press.

2) Jurnal
a) Artikel Jurnal
Referensi pada tulisan (kutipan)
When quoting an author’s words exactly, indicate the page number:
Even some psychologists have expressed the fear that “psychology is in danger of losing its status as an
independent body of knowledge” (Peele, 1981, p. 807).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Peele, S. (1981). Reductionism in the psychology of the eighties: Can biochemistry eliminate addiction,
mental illness, and pain? American Psychologist, 36, 807-818.

b) Artikel Jurnal, lebih dari enam pengarang
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . the nutritional value of figs is greatly enhanced by combining them with the others (Cates et al., 1991).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Cates, A. R., Harris, D. L., Boswell, W., Jameson, W. L., Yee, C., Peters, A. V., et al. (1991). Figs and dates and
their benefits. Food Studies Quarterly, 11, 482-489.
3) Sumber Digital
a) Buku elektonik dari perpustakan digital
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Wharton, E. (1996). The age of innocence. Charlottesville, VA: University of Virginia Library. Retrieved March
6, 2001, from netLibrary database.

b) Artikel Jurnal dari perpustakaan digital
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Schraw, G., & Graham, T. (1997). Helping gifted students develop metacognitive awareness. Roeper Review,
20, 4-8. Retrieved November 4, 1998, from Expanded Academic ASAP database.

c) Artikel Majalah atau Koran dari Internet (bukan dari perpustakaan digital)
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Sarewitz, D., & Pielke, R. (2000, July). Breaking the global warming gridlock [Electronic version]. The Atlantic
Monthly, 286(1), 54-64.
d) Artikel e-Journal
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Bilton, P. (2000, January). Another island, another story: A source for Shakespeare’s The Tempest.
Renaissance Forum, 5(1). Retrieved August 28, 2001, from
http://www.hull.ac.uk/renforum/current.htm
e) Halaman Web
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Shackelford, W. (2000). The six stages of cultural competence. In Diversity central: Learning. Retrieved April
16, 2000, from http://www.diversityhotwire.com/learning/cultural_insights.html
f) Web Site dari organisasi
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
American Psychological Association. (n.d.) APAStyle.org: Electronic references. Retrieved August 31, 2001,
from http://www.apa.org/journals/webref.html
4) Sumber Lain
a) Artikel Koran, tanpa pengarang
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Counseling foreign students. (1982, April). Boston Globe, p. B14.
b) Tesis
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Caravaggio, Q. T. (1992). Trance and clay therapy. Unpublished master’s thesis, Lesley University, Cambridge,
MA.
c) Desertasi
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Arbor, C.F. (1995). Early intervention strategies for adolescents. Unpublished doctoral dissertation,
University of Massachusetts at Amherst.

Daftar Pustaka
Girly. 2013. https://girlycious09.wordpress.com/tag/pengertian-kutipan/ . 29 Desember 2014 pada pukul 21.17

Outline



Pengertian Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, gari besar, atau guratan. Jadi, Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Tentunta outline (kerangka karangan) memiliki manfaat tersendiri, diantaranya:
1. Untuk menjamin tulisan terarah,dan konseptual
2. Untuk menyusun krangka karangan secara teratur
3. Membantu penulis melihat gagasan dalam kilas pandang,sehingga tulisan memiliki hubungan timbal     balik yang disajikan dengan baik
4. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda – beda
5. Menghindari penggarapan topik lebih dari dua kali atau lebih
6. Memudahkan penulis mencari materi pembantu
Untuk membentuk kerangka yang baik, ada empat syarat yang menentukan apakah outline tersebut termasuk dalam kategori yang baik atau bukan. Berikut syarat-syarat outline yang baik,
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide
atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
Langkah-langkah menyusun karangan satu per satu,
1. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan.
Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
2. Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing - masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.


Daftar Pustaka
Nopa, 2011. http://nopanuryanto.blogspot.com/2011/01/kerangka-karangan-outline.html . 29 Desember 2014 pada pukul 21.04

Senin, 17 November 2014

Perbedaan Topik, Tema dan Judul


A.   Topik

Definisi Topik
Berasal dari bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah nya dan.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.

Ciri-ciri Topik
           1.      Cakupan atas suatu permasalahan yang masih bersifat umum.
2.  Topik belum diuraikan secara lebih mendetail agar menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu menimbulkan rasa keingintahuan pembaca.
3.      Mencakup keseluruhan isi cerita.

Sumber-sumber Topik
1.      sumber pengalaman, yaitu apa-apa yang pernah dialami seseorang
2.      sumber pengamatan
3.      sumber imajinasi
4.      sumber pendapat atau hasil penalaran.

Kriteria topik yang baik
·        Penulis menguasainya dengan baik dan mengetahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
·        Menarik untuk ditulis dan dibaca.
·        Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
·        Bermanfaat.
·        Jangan terlalu luas.
·        Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
·        Memiliki ruang lingkup yang sempit dan terbatas.
·        Memiliki data dan fakta yang obyektif.
·        Memiliki sumber acuan atau referensi.

Cara membatasi Topik
  •  Tetapkanlah topik dalam kedudukan central.
  •  Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci atau tidak , bila dapat dirinci maka tetapkanlah.
  •  Tetpkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih
  •  Ajukan pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
  •  Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah Tema.
 
B.   Tema

Defini Tema
Merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.

Sudut Pandang Tema
  1. Narator yang serba tahu. Ini merupakan gaya penulisan dimana seseorang seolah bercerita pada pembaca. Ia mengetahui segala sesuatu dalam novel tersebut bahkan bisa mengomentarinya satu per satu. Tak jarang juga, dengan gaya ini, penulis bisa berkomunikasi secara langsung dengan pembacanya. Sebab gaya ini memungkinkan cara bercerita yang lebih lentur.
  2. Narator yang cenderung objektif. Pada gaya yang satu ini, penulis tidak mengomentari hal-hal di dalam novel. Dengan demikian, pembaca novel hanya disuguhi hasil padangan mata sehingga mereka akan merasa sedang menyaksikan sebuah pementasan drama. 
  3. Narator yang aktif. Gaya yang satu ini biasanya menggunakan aktor yang terlibat dalam sebuah cerita. Biasanya yang dipilih adalah sang tokoh sentral. Gaya yang satu ini terlihat jelas dari penggunaan kata gantu “aku” juga “kamu”.  
  4. Narator yang bertindak sebagai peninjau. Gaya yang satu ini menggunakan satu tokoh dalam cerita untuk mengemukakan semua hal yang terjadi dalam sebuah kisah. Ia bisa bercerita apapun, termasuk perasaan dan juga pendapatnya sendiri terhadap sesuatu. Sedangkan tokoh lainnya hanya membekali pembaca dengan apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka rasa. 

Cara memposisikan diri pengarang terhadap hasil karyanya. Ada 2 macam sudut pandang yaitu:
  • Sudut orang pertama (aku) apabila pengarang ikut terlibat dalam cerita tersebut.Pengarang ikut berperan aktif 
  • Sudut porang ketiga (dia) apabila pengarang berada di luar cerita. Cerita ini biasanya menggunakan nama orang sebagai tokoh.

Ciri-ciri Tema
  • Dalam novel dan cerpen, biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang dikemukakan.
  • Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak yang bertentangan satu sama lain,bagaimana cerita diselesaikan.
  • Tema dapat dikesankan melalui peristiwa, kisah, suasana, dan unsur kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan dalam sebuah cerita. 
  • Jelas gagasan pokok dan tujuannya. 
  • Gagasan pokok rinci.
  • Rincian diurutkan secara logis.

C.   Judul

Definisi Judul
Merupakan perincian atau jabaran dari topik yang diberikan untuk bahasan atau karangan. Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang menyiratkan secara pendek isi atau maksud dari buku tersebut. Dalam artikel judul sering disebut juga kepalatulisan. Judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Ada yang mendefinisikan judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniaturisi bahasan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.

Macam-macam Judul
  1. Judul langsung :  Judul yang erat kaitanya dengan bagian utamaberita, sehingga hubungannya dengan bagianutama nampak jelas.
  2. Judul tidak langsung :   Judul yang tidak langsung hubungannya denganbagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isikarangan atau berita.
Ciri-ciri Judul
  •  Relevan dengan tema cerita tersebut, atau ada keterkaitan dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut. 
  • Biasanya judul harus provokatif dengan menarik si pembaca dan menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi  cerita tersebut.
  •   Judul terdiri dari lima kata dan diusahakan tidak boleh lebih.
  • Judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat.
  • Judul harus mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang.

Syarat-syarat Judul
  • Original dan asli : Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.
  • Relevan : Setelah menulis,baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan dengan karangan anda.
  • Provokatif : Judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga(calon) pembaca sudah dapat menduga isi karangan anda, kalau(calon) pembaca sudah dapat menebak isinya tentu karangan anda sudah tidak menarik lagi.
  • Singkat : Judul yang singkat memungkinkan pembaca menangkap secara cepat maknanya,Bila judul itu panjang,(calon) pembaca harus membuang energi terlebih dahulu untuk membacanya
Daftar Pustaka
Kurniahidayati. 2011. http://kurniahidayati.wordpress.com/2011/06/16/tema-topik-dan-judul/ . pada tanggal 18 November pukul 7.00