Fungsi umum bahasa indonesia adalah sebagai alat
komunikasi sosial. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat
bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran,
harapan dan keinginan dapat disampaikan melalui bahasa.
Selain fungsi bahasa diatas, bahasa merupakan
tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa, maka kita dapat
memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan
sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia.
Dewasa ini, semakin terasakan betapa besar fungsi
dan peran bahasa dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, kehidupan manusia
terasa hampa dan tidak berarti. Melalui peran bahasa, manusia dapat menjadikan
dirinya menjadi manusia berbudi pekerti, berilmu dan bermartabat tinggi.
Berdasarkan semua ini, dapat disimpulkan fungsi bahasa sebagai berikut:
1.
Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Semenjak dilahirkan di bumi, seorang
anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi.
Pada
saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai
bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi
pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya
untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni
bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Unsur-unsur
yang mendorong ekspresi diri antara lain :
-
agar menarik perhatian orang lain
terhadap kita,
-
keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
2. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi
sebagai akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Sebagai alat komunikasi, bahasa
merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan
memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur
berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa
depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada
saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki
tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan
gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain
yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh
lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini
pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita
menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak
sasaran kita.
Bahasa
sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan
alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan
sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara
kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik
sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
3. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan
Adaptasi Sosial
Bahasa
disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan
pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam
pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
Anggota-anggota masyarakat hanya dapat
dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi,
lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok
sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan
dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi
yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna
bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Bahasa
selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi
dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi dengan lingkungan sosial, kita
akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi
yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang
berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman
dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.
4. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai
alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan
pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi,
maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku
instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial.
Ceramah
agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol social
juga. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk
show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial
merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua
itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk
memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di
samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain
mengenai suatu hal.
Contoh
fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan
adalah sebagai alat peredam rasa marah. Contohnya untuk meredam rasa amarah
kita, menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif. Di dalam tulisan
kita, kita bias menuangkan rasa marah kita dalam sebuah tulisan.
2. Peristiwa-Peristiwa yang
Berkaitan dengan Bahasa Indonesia
Tahun-tahun
penting yang mengandung arti sangat menentukan dalam sejarah perkembangan
bahasa Melayu/Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:
- Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch.A.Van Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu
- Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur, yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.
- Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia
- Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menemakan dirinya Pujangga baru yang dipimpin oleh Sultan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan
- Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan kongres Bahasa Indonesia I di Solo
- Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganlah Undang-Undang Dasar 1945
- Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik sebagai pengganti Ejaan Ophuijsen yang berlaku sebelumnya
- Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober-2 November 1954
- Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia
- Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.
- Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-2 November 1978
- Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21-26 November 1983
- Kongres Bahasa Indonesia V diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-3 november 1988
- Kongres Bahasa Indonesia VI diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-2 November 1993
- Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia Jakarta pada tanggal 26-30 Oktober 1998
Seiring dengan
berkembangnya zaman dan banyaknya ragam bahasa di Indonesia, banyak ditemukan
perkembangan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia, seperti
munculnya bahasa gaul, bahasa SMS dan bahasa yang sedang banyak dibicarakan
belakangan ini yaitu Bahasa Alay. Anak muda saat ini lebih memilih jurusan Sastra
Bahasa Asing dibanding Bahasa sendiri.
Anak muda zaman
sekarang pun banyak yang lebih menggunakan bahasa gaul disbanding bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Kita menggunakan bahasa Indonesia yang benar disaat kita
berada dalam situasi formal atau dengan orang yang lebih tua.
Kita seharusnya
malu jika tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Kita tidak boleh kalah
dengan bangsa lain, seperti Arab, Italia, Jerman, Prancis, Jepang, Korea dan
Cina yang bahasanya bukan Inggris dan tetap mempertahankan bahasa
masing-masing. Kita hanya perlu sedikit dorongan dan menunjukkan ketahanan
budaya kita kepada orang Asing. Pemerintah pun harus ikut campur tangan
mengenai permasalahan ini. Pemerintah seharusnya membuat peraturan UU terkait
penggunaan bahasa Indonesia di dalam media maupun kehidupan sehari-hari. Kita harus
ingat bahasa Indonesialah yang menyatukan perbedaan-perbedaan di Negara ini.
Daftar Pustaka
Aanchoto.
2009. http://www.aanchoto.com/peristiwa-penting-yang-berkaitan-dengan-bahasa-indonesia.html
. 28 September 2014 pada pukul 22.20
Wahyu. BAB1. http://t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id . 28 September 2014 pada pukul 22.48
terimakasih, tulisan Anda sangat membantu
BalasHapusSALAM SUKSES UNTUK ANDA
BalasHapusThanks, your post is helping me!
BalasHapushttp://nuxarea.blogspot.co.id/