Minggu, 12 Oktober 2014

Diksi



I.     Pengertian Diksi

Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.

Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
    1.  Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandard dalam situasi yang formal.
   2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular
    3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum
    4. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang (bahasa gaul)
    5. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan
    6. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati)
    7. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.

II.      Makna Denotasi dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna sebenarnya atau makna yang memang sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut. Kata makan artinya  memasukkan sesuatu ke dalam mulut , dikunyah, dan ditelan. Arti kata makan tersebut adalah makna denotatif.
       Makna konotatif  ialah bukan makna sebenarnya. Dengan kata lain, makna kias atau makna tambahan. Makna konotatif adalah arti kiasan, pinjaman rekaan atau arti yang tidak sebenarnya. Contoh kata: lari, terbang, bapak, kecut, suntik.
    Kata-kata tersebut makna denotasinya adalah kecut artinya  rasanya asam dan suntik artinya memasukkan obat ke dalam tubuh menggunakan sejenis jarum. Contoh dalam kalimat :
1.       Mangga itu sekalipun masak, tetapi sangat kecut rasanya.
2.       Saya pada waktu sakit mendapat suntikkan sebanyak tiga kali.
(Kata yang ditulis miring, bermakna denotasi.)
Kata tersebut menjadi makna konotasi, apabila dalam kalimat  berikut ini :
1.       Para pelajar mendapat suntikkan dari guru agar lebih giat belajar.
2.       Saya paling kecut jika melihat orang yang berlaga pandai

III.   Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan dan sebagai sumber utama bahasa baku adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat.

Penggunaan kata baku
1)    Surat menyurat antarlembaga
2)    Karangan ilmiah
3)    Lamaran pekerjaan
4)    Surat keputusan
5)    Perundangan
6)    Nota dinas
7)    Rapat dinas
8)    Pidato resmi
9)    Diskusi
10)   Penyampaian pendidikan
11)   dsb
Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Kata tidak baku digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari, atau bahasa tutur. Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kata atau bahasa yang tidak baku, yaitu:
1)    Pemakai bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata-kata yang dimaksud
2)    Pemakai terpengaruh oleh orang yang biasa menggunakan kata tidak baku
3)    Pemakai bahasa tidak baku akan selalu ada karena tidak mau memperbaiki kesalahannya sendiri.
Berikut ini contoh kata baku dan kata tidak baku, yaitu:
Kata tidak baku: apotik, pitnah, silahkan, nasehat, metoda, telor, nopember, anggauta, lembab, cinderamata, langganan.
Kata baku: apotek, fitnah, silakan, nasihat, metode, telur, november, anggota, lembap, cenderamata, pelanggan.
 
Daftar Pustaka
Endeljaya. 2013. http://matakristal.com/pengertian-kata-baku-dan-kata-tidak-baku/ . 12 Oktober pada pukul 21.41

1 komentar:

  1. hay.. nama saya try... salam kenal.,
    artikelnya sangat bermanfaat.. oh ia kalau ada waktu jangan lupa mampir di Tugas dan Materi Kulaih dan baca juga Makalah Bahasa Indonesia 'Diksi atau Pemilihan Kata

    BalasHapus